Sabtu, 10 September 2011

ALIRAN MORMON



1.         Latar Belakang dan Konteks Kemunculan Aliran Mormon di Amerika
            Memasuki abad ke-19, kekristenan di Amerika terutama bercorak Protestan. Abad ke-19 juga merupakan masa ekspansi geografis dari bangsa Amerika yang baru terbentuk itu, bersamaan dengan ekspansi gereja-gereja mereka dimana ekpansi ke arah barat dan selatan diintensifkan dan hal ini berhasil dilakukan. Keberhasilan ini melahirkan optimisme besar yang biasanya diberi cap keagamaan bahwa mereka memahami diri sebagai bangsa pilihan Allah dan memandang benua Amerika sebagai tanah perjanjian atau Yerusalem baru. Kebangkitan semangat nasionalisme in dimateraikan dengan semboyan religius bahwa Kerajaan seribu tahun (Kerajaan Allah) sudah berlangsung di Amerika dan Yesus akan datang untuk kedua kalinya pada akhir masa seribu tahun itu. [1]
            Keadaan ini pun membuat aliran Mormon muncul pada suasana dan iklim keagaamaan di wilayah timur-laut AS. Kebangunan Besar gelombang pertama yang dimulai pada tahun 1970-an ini berlanjut dengan serangkaian kebangunan rohani sehingga pada waktu itu semangat dan mutu kehidupan rohani dapat dikatakan sangat merosot.[2] Revolusi dan perang kemerdekaan yang berpuncak pada tahun 1770-an dan 80-an, namun berlanjut hingga tahun 1810, telah mengakibatkan kehidupan beragama berada pada titik terendah di sepanjang sejarah bangsa itu. Pada masa itu tidak dianggap aneh atau saling bertentangan bila masyarakat di satu pihak menganut ajaran gereja dan di pihak lain menganut ilmu magic dan okultisme.[3]
            Sebagai respons terhadap keadaan ini, sejak 1820-an berlangsunglah Kebangunan besar Gelombang kedua, dengan tokoh-tokoh antara lain: Charles G. Finey dan Alexander Campbell. Semangat menginjili ke dalam dan ke luar negeri pun dilakukan. Para pengkhotbah dari bermacam-macam gereja atau aliran pun berlomba-lomba untuk mentobatkan atau mentobatkan kembali masyarakat, termasuk dengan cara membanjiri mereka dengan Alkitab, traktat dan majalah. Hal ini kemudian menimbulkan kebingungan bagi orang-orang yang ingin diinjili, termasuk Josep Smith.[4]

2.         Muncul dan Berkembangnya Aliran Mormon
            Aliran Mormon atau yang disebut Gereja Yesus Kristus dari Orang Suci Zaman Akhir adalah aliran khas Amerika karena lahir disana sebagai agama yang baru sekalipun dalam tradisi kekristenan. Aliran ini didirikan oleh Joseph Smith. Joseph Smith lahir tanggal 23 Desember 1805 di Vermont, di lingkungan keluarga yang menganut paham universalis (menolak doktrin Trinitas). Ia adalah anak kelima dari sebelas anak dalam keluarga Joseph Smith Sr. dan Lucy Mack Smith. Ia banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja membantu ayahnya dan kakak lelakinya menebang pohon serta bercocok tanam di tanah perjanjian keluarganya.
            Pada masa itu, semangat gairah keagamaan sedang melanda bagian sebalah barat New York, tempat keluarga Smith tinggal. Keluarga Smith, seperti keluarga lainnya, menghadiri pertemuan pembaharuan iman golongan-golongan Kristen di daerah tersebut. Sementara sebagian anggota keluarganya menjadi anggota salah satu gereja, Joseph Smith tidak. [5] Akan tetapi, ketika Joseph Smith berusia 14 tahun, ia ingin mengetahui gereja mana yang harus ia ikuti. Oleh karena itu, ia bertanya kepada Allah dalam doa yang sungguh-sungguh, dan doanya pun dikabulkan. Ia mendapat penglihatan pertama. Sebagai Jawaban atas doanya, Allah Bapa dan Putra-Nya, Yesus Kristus, menampakkan diri kepada Joseph Smith serta memberitahunya bahwa Gereja Yesus Kristus yang sejati tidak ada di bumi dan Mereka telah memilih Joseph Smith untuk memulihkannya.[6] Salah seorang dari mereka berkata, “Inilah anak yang Kukasihi, dengarkanlah dia”.[7] Mereka pun menasihatkannya agar tidak mengikuti salah satu pun dari gereja dan agama yang di sekitarnya, karena semua perhimpunan agama itu mempercayai ajaran yang keliru.[8]
            Setelah itu, Joseph Smith mengalami penampakan dengan hadirnya Moroni, putra Mormon. Moroni memberitahu Joseph tentang sejumlah lempengan emas yang ada di bukit kecil dekat Palmyra dan mengandung tulisan yang sangat berharga. Ia pun dilarang memindahkan lempengan itu dari tempat persembunyian hingga saat yang yang akan ditetapkan oleh Tuhan. Kemudian ia mendapat penglihatan yang berisi petunjuk dan izin untuk mengambil dan menerjemahkan isi lempengan emas itu.
            Pada awal 1830 naskah itu terwujud secara mujizat dan menjadi sebuah buku dan diberi Kitab Mormon. Kitab itu merupakan kitab suci baru yang diterjemahkan dari lempengan emas. Menurut Thomas O’Dea, tema dalam Kitab Mormon adalah tiba dan bermukimnya orang Ibrani di benua Amerika sebelum era kekristenan. Tema ini pas dengan maksud untuk menjelaskan asal-usul orang india di Amerika, yang pada masa Joseph Smith banyak diperdebatkan.[9]
            Akan tetapi, pada tahun 1829 Joseph Smith dan Oliver Cowdey menerima penyampaian imamat Harus dari Yohanes Pembaptis melalui penumpangan tangan. Kemudian mereka juga dikunjungi tiga rasul (Petrus, Yakobus dan Yohanes) untuk diserahi imamat Melkisedek. Berdasarkan hal itu, Joseph Smith pun mulai mengumpulkan pengikut.
            Ia pun menerima sejumlah wahyu baru, dan pada tanggal 6 April 1830 ia pun membentuk gereja baru berdasarkan wahyu tersebut dan pada masa pembentukan itu, disingkapkanlah satu wahyu baru yang menyatakan Joseph Smith sebagai pelihat, penerjemah, nabi, rasul Yesus Kristus dan penatua gereja. Lalu Oliver Cowdery diarahkan untuk menahbiskan Joseph Smith menurut semua gelar dan jabatan tersebut.[10] Kemudian wahyu selanjutnya memerintahkan Joseph Smith untuk menahbiskan Cowdery sebagai penatua bagi gereja Kristus.
            Gereja Mormon pun berkembang pesat, terutama di daerah Nauvoo. Perkembangan ini pun membuat masyarakat non-Mormon di daerah tersebut merasa sebagai ancaman yang sangat serius bagi mereka, dan mereka pun menuduh aliran ini dengan beberapa tuduhan bahwa umat dalam aliran ini terlibat dalam kerusuhan. Hal ini menyebabkan Joseph Smith beserta Hyrum Smith dan dua orang pengikutnya dipanggil oleh gubernur setempat dan dipenjara. Kemudian, pada 27 Juni 1844 mereka ditembak ketika berada di penjara dan kematian mereka dipandang sebagai kesahidan.[11]
            Terbunuhnya Joseph Smith membuat aliran ini hidup tanpa ada yang memimpin. Kaum Mormon pun bergumul untuk menetapkan pengganti dari nabi mereka yang sudah tiada. Sidney Ridgon pun menyatakan diri layak untuk menjadi pengganti Joseph Smith, akan tetapi ia ditolak dan dikucilkan, karena keluarga Smith menuntut bahwa kepemimpinan harus tetap dipegang keluarga itu.[12] Tetapi sebagian besar dari keduabelas rasul bersama sebagian besar umat memilih Brigham Young. Hal ini menyebabkan Brigham Young terpilih menjadi presiden dan nabi yang kedua dalam aliran Mormon.
            Mayoritas umat aliran Mormon yang mendukung Brigham Young selanjutnya meninggalkan Nauvoo karena mereka tidak bisa hidup berdamai dengan tetangganya di sana. Pada bulan Mei 1846 terjadilah eksodus besar-besaran karena Nauvoo diduduki oleh kaum sosialis utopian asal Peran. Bait suci yang baru ditahbiskan pada bulan Mei 1845 itu kemudian dibakar dan disisanya hancur karena badai Tornado pada tahun 1850.[13]
            Young pun memulai babak baru dalam sejarah aliran Mormon di Salt Lake yang dipandang sebagai Sion atau Yerusalem Baru yang diidam-idamkan itu. Rakyat di daerah tersebut pun menjadi warga Mormon karena kerja keras, keuletan dan sikap positif terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang diajarkan kepada masyarakat di daerah tersebut. Selain itu, berkembang juga berbagai ajaran dan peraturan serta praktek baru. Sebagian besar berpedoman pada ajaran dan tulisan (yang dipandang sebagai kitab suci) peninggalan Joseph Smith, sedangkan sebagian lagi berdasarkan wahyu dan nubuatan yang diterima oleh pemimpin aliran ini, terutama mereka yang memegang jabatan presiden.
            Salah satu pokok ajaran yang secara resmi dan ditetapkan dan diumumkan Brigham Young pada tahun 1852 di tempat itu adalah tentang poligami.[14] Hal ini pun menimbulkan banyak protes dari dalam maupun luar kalangan Mormon, sehingga mereka melakukan upaya pembatalan melalui jalur hukum dan dukungan pemerintah. Berdasarkan hal itu, pada tahun 1890 ajaran itu resmi dibatalkan oleh nabi dan presiden keempat aliran ini, Wilford Woodruff berdasarkan wahyu khusus, dan pada tahun 1904 aliran ini secara resmi menjatuhkan sanksi pengucilan terhadap mereka yang masih mempraktekkannya.[15]

3.         Pokok-pokok Ajaran dan Praksis Mormon
            Pokok-pokok ajaran aliran Mormon terdapat pada dokumen Pasal-pasal Iman yang dimuat pada bagian terakhir kitab Mutiara yang Sangat Berharga. Pasal-pasal kepercayaan tersebut antara lain[16]:
1. Kami percaya kepada Allah, Bapa yang kekal, serta PutraNya, Yesus Kristus        dan Roh Kudus.
2. Kami percaya bahwa orang akan dihukum untuk dosanya sendiri dan bukan untuk pelanggaran Adam.
3. Kami percaya bahwa melalui penebusan Kristus, seluruh umat manusia
         dapat diselamatkan dengan jalan mematuhi hukum-hukum serta tatacara Injil.
4. Kami percaya bahwa azaz-azas Utama serta tatacara-tatacara Injil adalah:
         pertama, beriman kepada Tuhan Yesus Kristus; kedua, bertobat; ketiga,
         pembaptisan dengan pencelupan untuk pengampunan dosa-dosa, keempat,          penumpangan tangan untuk karunia Roh Kudus.
5. Kami percaya bahwa seseorang harus dipanggil oleh Allah, melalui nubuat,          serta dengan penumpangan tangan oleh mereka yang mempunyai wewenang untuk
         memberitakan Injil serta melaksanakan tatacara-tatacara dari padanya.
6. Kami percaya akan organisasi yang sama yang terdapat pada Gereja zaman dahulu, yaitu para rasul, nabi, gembala, pengajar, penyebar Injil, dan sebagainya.
7. Kami percaya akan karunia lidah, nubuat, wahyu, penglihatan, penyembuhan,          penafsiran bahasa dan sebagainya.
8. Kami percaya bahwa Alkitab adalah firman Allah sejauh Alkitab itu diterjemahkan secara betul; kami juga percaya bahwa Kitab Mormon adalah        firman Allah.
9. Kami percaya akan segala yang telah dinyatakan Allah, segala yang sekarang dinyatakan-Nya, dan kami percaya bahwa Dia masih akan menyatakan banyak hal yang besar dan penting mengenai kerajaan Allah.
10. Kami percaya akan arti sesungguhnya daripada pengumpulan Israel dan
         pemulihan Sepuluh Suku; bahwa Sion akan ditegakkan di atas benua ini   [Amerika]; bahwa Kristus secara pribadi akan memerintah di atas bumi; dan
         bahwa bumi akan diperbarui serta menerima kemuliaan firdausnya.
11. Kami menuntut hak untuk memuja Allah yang Mahakuasa sesuai dengan             suara hati kami, dan mengakui hak yang sama bagi semua orang; biarlah mereka memuja, bagaimana, di mana atau apapun yang mereka inginkan.
12. Kami percaya bahwa kami harus tunduk kepada raja, presiden, penguasa serta
         pembesar pemerintahan, dalam mematuhi, menghormati serta menjunjung hukum.
13. Kami percaya bahwa kami harus jujur setia, suci, bajik, berkelakuan baik             danberbua t baik terhadap semua orang; sesungguhnya, kami dapat mengatakan          bahwa kami mengikuti nasihat Paulus - Kami mempercayai segala hal, kami
         mengharapkan segala hal, kami telah mengatasi banyak  hal dan mengharapkan    mampu mengatasi segala hal. Jika ada sesuatu yang bajik, yang indah atau          terhormat atau patut dipuji maka kami berusaha untuk melaksanakannya.
                           
          Untuk memahami pokok-pokok ajaran dalam pasal-pasal kepercayaan tersebut, berikut penjelasannya yang dibagi dalam enam bagian yang terdapat praksis di dalamnya.
A.        Kitab Suci
            Aliran mormon percaya bahwa Alkitab adalah Firman Allah, sejauh itu diterjemahkan dengan benar, dan karena buku ini sama dengan Alkitab dalam hal mewahyukan.
B.        Allah.
              Menurut aliran Mormon, Allah adalah Adam. Ia adalah Bapa dan Allah satu-satunya yang dikenal dan dengan jelas, Bapa adalah satu pribadi yang mempunyai bentuk tertentu dengan bagian-bagian tubuhnya. Aliran ini mengetahui bahwa Bapa dan Anak keduanya ada dalam bentuk dan sosok tubuh manusia yang sempurna, masing-masing mempunyai tubuh yang nyata, sama sekali suci dan sempurna dan dipenuhi kemuliaan yang sangat besar, namun demikian, hanya satu tubuh daging dan tulang.[17] Dengan demikian, aliran ini tidak mengakui ketritunggalan Allah, melainkan memahami masing-masing sebagai pribadi yang terpisah.[18]
C.           Manusia.
              Semua manusia tinggal bersama Allah dan Anak-Nya, Yesus Kristus, di dalam dunia roh sebelum mereka masuk ke dalam dunia. Manusia pada mulanya juga bersama dengan Allah, akal budi atau terang kebenaran.Manusia tidak diciptakan atau dibuat, dan ini juga tidak dapat.[19] Sebagaimana Allah pada mulanya, demikian pula kita sekarang,  bahwa manusia bisa menjadi Allah, sama dengan “Allah-allah” lainnya.[20]
D.        Keselamatan.
            Injil Yesus Kristus dinamai dalam aliran ini sebagai rencana keselamatan. Rencana ini merupakan satu sistem aturan-aturan yang harus dilakukan untuk memperoleh keselamatan. Dengan mempercayai asas-asas yang pertama dari peraturan-peraturan Injil yang adalah: pertama, Iman di dalam Tuhan Yesus Kristus, kedua Pertobatan, ketiga Baptisan untuk pengampunan dosa, keempat: Penumpangan tangan untuk karunia Roh Kudus.[21] Peraturan-peraturan gereja mengenai keselamatan (baptisan dan penumpangan tangan) harus dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai kedudukan sebagai imam, yaitu orang-orang yang diberi kuasa oleh Allah. Tanpa orang-orang yang ditahbiskan dan mendapat wahyu ilahi ini, yaitu orang-orang yang menjabat sebagai Imam yang kudus, maka pekerjaan pelayanan tidak dapat dilakukan dan diterima oleh Allah, atau gereja tidak dapat disempurnakan.
            Baptisan itu perlu untuk keselamatan.[22] Baptisan untuk orang mati juga diajarkan dan dilakukan oleh orang-orang Mormon. Mereka yang masih hidup dibaptiskan untuk mewakili leluhur mereka yang telah meninggal yang tidak memeluk kepercayaan Mormon. Aliran ini mengajarkan bahwa keselamatan akan disediakan bagi orang-orang yang sudah mati. Mereka yang belum mendapat kesempatan untuk mendengar khotbah orang-orang Mormon pada waktu mereka masih hidup di dunia, akan diberi kesempatan untuk bertobat setelah kematian.
E.         Yesus Kristus.
            Tubuh daging Yesus memerlukan seorang ibu dan seorang ayah. Oleh sebab itu ayah dan ibu Yesus secara daging harus diasosiasikan bersama sebagai suami dan istri. Dan perawan Maria sejak semula telah menjadi istri yang sah dari Allah Bapa. Ia tidak diperanakan oleh Roh Kudus. Dengan demikian orang-orang Mormon menolak kelahiran Kristus dari Perawan Maria. Sebab Allah Bapa yang adalah manusia itu mempunyai hubungan jasmani dengan Maria sehingga lahir;lah Yesus atau Yehova.[23]
F.         Perkawinan.
            Dalam hal perkawinan, Tuhan berkehendak bahwa perjanjian pernikahan berlangsung untuk kehidupan ini dan untuk selama-lamanya, sedangkan praktek menikah ialah sampai kematian memisahkan yang tidak berasal dari Tuhan atau hamba-Nya, melainkan satu pengajaran yang dibuat oleh manusia”.[24]

4.         Sistem Organisasi dan Pemerintahan Gereja Mormon/OSZA
            Sistem organisasi gereja Mormon disusun pada wawasan imamat Harun dan Melkisedek. Yang diperkenankan menjadi imam hanyalah pria. Kedua imamat itu terdiri dari sejumlah dewan atau kuorum yang berfungsi sebagai anak tangga dari jabatan paling rendah hingga yang paling tinggi.[25] Imamat Harun memiliki wewenang untuk melaksanakan tatacara jasmani sakramen dan pembaptisan.[26] Dalam imamat Harun terdapat pembagian berikut: diaken, pengajar, imam dan uskup (ada uskup yang merupakan keturunan langsung dari Harun, ada juga yang dipilih dari antara para imam besar Imamat Melkisedek).
            Ada tiga kuorum dalam Imamat Harun[27]:
a. Kuorum diaken, beranggotakan sampai 12 diaken. Presidensi kuorum diaken dipanggil oleh uskup dari antara anggota kuorum itu.
b. Kuorum Pengajar, beranggotakan sampai 24 pengajar. Presidensi kuorum pengajar dipanggil oleh uskup dari antara anggota kuorum itu.
c. Kuorum Imam, beranggotakan sampai 48 imam. Kuorum ini diketuai oleh uskup lingkungan yang kuorum itu termasuk di dalamnya. Uskup adalah imam besar dan karenanya juga termasuk dalam kuorum imam besar.
            Dalam imamat Harun, seseorang dapat menjadi diaken pada usia 12 tahun. Ia bertugas untuk mengedarkan sakramen kepada anggota Gereja, memelihara dengan baik gedung dan pelataran gereja, bertindak sebagai utusan bagi pemimpin imamat, serta memenuhi tugas khusus seperti mengumpulkan persembahan puasa.[28] Jika seseorang sudah berumur 14 tahun atau lebih, ia bisa ditahbiskan sebagai pengajar (guru). Biasanya mereka melayani sebagai pengajar ke rumah dengan mengunjungi rumah anggota-anggota gereja serta mendorong mereka untuk menjalankan asas-asas Injil dengan mengajarkan kebenaran Injil dari tulisan suci. Selanjutnya, seseorang yang telah berusia 16 tahun dapat ditahbiskan menjadi imam. Imam memiliki semua tugas, hak dan kuasa dari jabatan diaken dan pengajar. Seorang imam dapat membaptis, dapat menyelenggarakan sakramen, mentahbiskan imam, pengajar dan diaken. Apabila dalam pertemuan tidak ada imamat Melkisedek, imam dan memimpin pertemuan tersebut. Ia juga harus mengkhotbahkan Injil kepada orang-orang yang ada di sekitarnya.[29] Selanjutnya, seorang uskup ditahbiskan dan ditetapkan untuk mengetuai Imamat Harun di sebuah lingkungan. Dia adalah prsediden kuorum imam yang mengelola keuangan dan keuangan serta mengarahkan pemeliharaan bagi yang miskin dan membutuhkan.
            Sedangkan Imamat Melkisedek memiliki kuasa dan memegang untuk memimpin Gereja dan mengarahkan pengkhotbahan Injil di seluruh penjuru dunia. Dalam Imamat Melkisedek terdapat pembagian dan jabatan berikut: penatua, imam besar, bapa bangsa,  tujuhpuluh, dan rasul.
            Penatua dipanggil untuk mengajar, menguraikan, menasihati, membaptis dan mengawasi Gereja. Semua pemegang Imamat Melkisedek adalah penatua. Mereka memiliki wewenang untuk menganugerahkan karunia Roh Kudus dengan menumpangkan tangan dan melayani orang sakit serta memberkati anak-anak kecil. Seorang imam besar diberi wewenang untuk menjabat dalam gereja dan menyelenggarakan hal-hal rohani (lihat A&P 107:10), dan yang ditahbiskan sebagai imam besar adalah presiden wilayah, presiden misi, dewan tinggi, uskup dan pemimpin gereja.[30]
            Bapa bangsa ditahbiskan oleh presiden wilayah ketika mereka diwenangkan oleh Dewan Dua Belas untuk memberikan berkat-berkat bapa bangsa kepada anggota gereja. Berkat itu berupa tentang pemanggilan di bumi. Sedangkan tujuhpuluh adalah saksi khusus bagi Yesus Kristus kepada dunia dan membantu membangun dan mengatur gereja di bawah arahan Presiden Utama dan Kuorum Dua Belas Rasul. Selain itu, Rasul juga merupakan saksi khusus bagi nama Yesus Kristus di seluruh dunia dengan melakukan urusan-urusan gereja di dunia. Mereka yang mendapat jabata rasul ditetapkan sebagai anggota Kuorum Dua Belas Rasul. Dengan demikian, oara pemegang Imamat Melkisedek diorganisasi ke dalam kuorum-kuorum berikut[31]:
a. Kuorum Penatua. Setiap kuorum penatua dibentuk untuk pengurus tetap; walaupun demikian mereka dapat bepergian, tetapi sekarang mereka ditahbiskan menjadi pengurus tetap. Kuorum ini beranggotakan 96 penatua, yang diketuai oleh sebuah presidensi kuorum, yang apabila jumlah ini terlampaui, kuorum dapat dipecah.
b. Kuorum Imam Besar. Setiap kuorum mencakup imam besar yang tinggal dalam batasan-batasan wilayah, termasuk bapa bangsa dan uskup. Presiden wilayah dan para penasihatnya adalah presidensi wilayah dan para penasihatnya adalah presidensi kuorum ini. Imam besar di setiap lingkungan diorganisasi dalam sebuah kelompok dengan seorang pemimpin kelompok.
            Pada puncak hirarki aliran Mormon terdapat satu badan yang disebut General Authorities. Badan ini terdiri dari seorang presiden, dua penasihat dan dewan dua belas rasul. Presiden dipandang sebagai nabi yang menerima wahyu ilahi, pelihat dan penyingkap gereja yang dipulihkan. Presiden juga menunjuk dan mengangkat seluruh anggota General Authorities yang calon-calonnya terlebih dahulu dipilih warga dan pejabat Mormon yang menghadiri konferensi umum setiap tahun di Salt lake City. Ketua dewan dua belas rasul biasanya diangkat menjadi presiden baru bila presiden yang lama meninggal dunia.[32]

5.         Penilaian kalangan gereja-gereja “arus utama” terhadap Aliran Mormon
            Berdasarkan ajaran dan praktik aliran ini, banyak teolog dari kalangan gereja Protestan seperti Verkuyl, Kaiser dan Gruss menilai sebagai aliran sesat atau bidat. Mereka juga mengakui bahwa ada ada berbagai hal yang dapat dipelajari dari aliran ini, yakni tentang kesetiaan pada perkawinan dan keluarga, keuletan dan kerja keras, menjaga kesucian dan kesehatan tubuh, dll. Namun, disisi lain, ada beberapa para tokoh Protestan yang mencoba memahami sebagai hasil dari upaya menfsirkan dan menampilkan kekristenan sesuai dengan konteks yang baru di Amerika. Bahkan Harold Blomm (teolog ilum agama) melihat Mormonisme sebagai wujud kekristenan asli khas Amerika.[33]

6.         Kesimpulan, Penilaian, dan Refleksi
            Aliran Mormon atau yang disebut Gereja Yesus Kristus dari Orang Suci Zaman Akhir  adalah aliran khas Amerika karena lahir di sana sebagai agama yang baru sekalipun dalam tradisi kekristenan. Aliran ini didirikan oleh Joseph Smith di Amerika Serikat yang menurut pengakuannya bertemu dengan malaikat Moroni dengan mengalami penglihatan-penglihatan sebagai wahyu dari Allah. Aliran  berkembang praktik dan ajaran yang bersumber pada Yesus Kristus dan sesuai dengan tulisan suci mereka untuk menjadi gereja kristen yang sejati.
            Hal yang menarik dari aliran ini adalah terdapat pada sistem pemerintahan di dalam gereja yang disusun secara hierarkis. Menurut penulis, sistem organisasi yang ada tampak seperti sistem pemerintahan di dalam suatu negara dan setiap jabatan dalam organisai sudah diatur berdasarkan fungsinya masing-masing untuk melakukan pelayanan yang diberikan. Bahkan pelayanan yang dilakukan tanpa pamrih. Inilah yang menjadi nilai plus (menurut penulis) ketika seorang pelayan gereja (dalam hal ini misionaris) melakukan pelayanan tanpa pamrih atau digaji dan sudah siap mental secara jasmaniah dan rohaniah serta sungguh-sungguh memiliki jiwa yang melayani. Nilai lain yang dapat kita pelajari dari aliran ini adalah sikap setia kepada keluarga dan pekawinan, kerja keras, keuletan, menjaga kesucian tubuh dengan menjaga kesehatan tubuh yang  berdasarkan pada teladan Yesus Kristus. Ketaatan yang mereka lakukan ini menjadikan para penganut aliran ini menjadi penganut yang taat pada tradisi atau ajaran-ajaran yang diberikan sesuatu dengan kitab atau tulisan suci lainnya.
            Berdasarkan hal itu, khususnya setelah mempelajari aliran ini, penulis teringat pada kisah Yunus dalam Pasal 4 dan Kisah Yesus ketika bertemu orang Samaria. Kedua kisah ini hendak menyatakan bahwa setiap umat, baik itu aliran maupun agama yang dianut sama dihadapan Allah. Semua dikasihi oleh Allah asalkan kita mau untuk saling menerima dan mengakui satu sama lainnya. Berdasarkan hal ini, penulis jadi teringat pada kata pepatah yang mengatakan: “tak kenal maka tak sayang”. Jika kita sudah sayang terhadap sesuatu apapun maka kita pun sudah pasti mengenalnya. Begitu juga dengan memahami aliran-aliran di dalam atau di sekitar gereja. Pemahaman yang baik diperlukan untuk mengenal aliran ini dengan terlebih dahulu mendalami seluk beluk dan ajaran ini sehingga kita tidak terlalu cepat menyimpulkan bahwa aliran-aliran yang berada di luar aliran kita adalah sesat atau bidat.


DAFTAR PUSTAKA
           
Aritonang, Jan Sihar. Berbagai Aliran-aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja. Jakarta: BPK Gunung         Mulia, 2009.
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran dan Perjanjian – Mutiara Yang Sangat             Berharga. Jakarta: Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, 1948.
________________, Pusaka Kita: Sejarah Singkat Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman   Akhir. Jakarta: Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, 1996.
________________, Kesaksian Nabi Joseph Smith. Jakarta: Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, 1998.
________________, Ajaran-ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith. Jakarta: Gereja Yesus Kristus dari     Orang-orang Suci Zaman Akhir, 2007.
________________, Asas-asas Injil. Jakarta: Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, 2009.
Richards, LeGrand. Suatu Pekerjaan yang Ajaib dan Menakjubkan. Jakarta: Pusat Distribusi Indonesia,   1982.
Talmage, James E. Articles of Faith. USA: The Church of Jesus Christ of  Latter-day Sainst, 1987.


[1] Jan Sihar Aritonang, Berbagai Aliran-aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), 292.
[2] Ibid., 346.
[3] Ibid.
[4] Ibid., 347.
[5] Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran-ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith (Jakarta: Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, 2007), 31.
[6] Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Kesaksian Nabi Joseph Smith (Jakarta: Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, 1998), 1.
[7] Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Pusaka Kita: Sejarah Singkat Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (Jakarta: Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, 1996), 4.
[8] Aritonang, Ibid., 349.
[9] Ibid., 351.
[10] Ibid., 352.
[11] Ibid., 356.
[12] Ibid., 356-357.
[13] Ibid., 357.
[14] Ibid., 358.
[15] Ibid.
[16] Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran dan Perjanjian – Mutiara Yang Sangat Berharga (Jakarta: Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, 1948), 90.
[17] James E. Talmage, Articles of Faith (USA: The Church of Jesus Christ of  Latter-day Sainst, 1987), 41-42.
[18] Aritonang, Op. Cit., 360.
[19] LeGrand Richards, Suatu Pekerjaan yang Ajaib dan Menakjubkan (Jakarta:Pusat Distribusi Indonesia, 1982), 365.
[20] Lih. Ajaran dan Perjanjian 93:29.
[21] Lih. Pasal keempat dari The Articles of Faith of Church of Jesus Christ of Latter Day Saints.
[22] Talmage, Op. Cit., 122.
[23] Aritonang, Op. Cit., 361.
[24] Richards, Op. Cit., 253.
[25] Aritonang, Op. Cit., 364.
[26] Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Asas-asas Injil (Jakarta: Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, 2009), 82.
[27] Ibid., 86.
[28] Ibid., 83.
[29] Ibid.
[30] Ibid., 85.
[31]Ibid., 87.
[32] Aritonang, Op. Cit., 365.
 NB:
Tulisan ini merupakan salinan dari paper aliran-aliran gereja yang telah penulis presentasikan pada, 08 Maret 2011, saat matakuliah Aliran-aliran Gereja di Mormon.