Selasa, 23 Mei 2017

REFLEKSI ATAS CABUTAN BANDING BASUKI TJAHAJA PURNAMA (AHOK)

REFLEKSI ATAS CABUTAN BANDING BASUKI TJAHAJA PURNAMA (AHOK)

Setelah pulang dari kegiatan kemarin dan membaca berita terkini. Ternyata Ahok mencabut gugatan bandingnya dan menerima putusan hakim. Mungkin banyak orang merasa gundah dan bertanya dalam hati mengapa Ahok mengambil keputusan itu. Saya pun sempat bertanya-tanya dalam diri saya.


Namun pagi hari ini, seusai saat teduh saya mendapatkan jawaban dari kegundahan hati saya atas keputusan Ahok tersebut.  Ayat renungan hari ini menyatakan: "Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang (1 Tes 5:15)". 
Dalam nats ini Paulus mensyukuri ketabahan dan keteguhan iman jemaat di Tessalonika menghadapi tekanan-tekanan dan penganiayaan yang mereka alami. Paulus menekankan perlu tetap teguh dalam motivasi dan kesungguhan memberitakan Injil. Paulus memberikan nasihat supaya hidup selalu dalam damai seorang dengan yang lain, hidup tertib, menghibur mereka yang tawar hati, membela yang lemah, dan tidak membalas yang jahat dengan yang jahat. 
Nats ini mengingatkan kita untuk tidak menghakimi dan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, sebab penghakiman dan pembalasan adalah hak Tuhan (Roma 12:17,19).”Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Imamat 19:18). Yesus sendiri mengajarkan: ”Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutus kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci maki kamu” (Lukas 6:27).

Nats ini juga mengajar kita supaya menjadi pemaaf, artinya dengan tulus memaafkan kesalahan dan maksud jahat orang lain. Dengan memaafkan mereka, kita menghilangkan beban berat berupa rasa dendam dan rasa tertekan. Dengan mendoakan mereka diberkati, hati mereka terbuka untuk bertobat dan menerima bimbingan Roh Kudus, sehingga pada satu saat kita dapat rukun berdamai kembali. Dengan berbuat baik kepada semua orang, terbuka ruang untuk hidup berdamai dan dalam damai sejahtera Tuhan.
Dan menurut saya hal-hal tersebutlah yang juga mendasari atas keputusan Ahok, bahwa tidak usah banding atas hukumannya. Ahok justru mengajari kita bahwa segala sesuatu yang buruk/jahat yang kita hadapi kita harus membalasnya dengan kebaikan. 
Saya pun mengingat firman Tuhan dalam kita 1 Petrus 3:9-12 yang mengatakan: "Dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. Sebab: "Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu. Ia harus menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik, ia harus mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya. Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat." 

Terimakasih pak Ahok. Tetaplah kuat dan saya yakin Tuhan selalu bersamu sebab Ia sangat menentang orang jahat. Dan semoga kami juga selalu dapat berbuat baik kepada semua orang meskipun kami mengalami hal yang buruk bahkan banyak yang menjahati kami. Sehingga kami dapat menjadi pembawa damai meskipun kekacaun melingkupi hati dan kehidupan kami. 

Palangka Raya, 23 Mei 2017.

Yanti Purnamasari Napitupulu.

Sabtu, 06 Mei 2017

Serahkanlah Kekuatiranmu!


"Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.
(1 Petrus 5:7)



Membaca ayat ini, kembali memotivasiku dalam kehidupan sehari-hari. Seolah-olah mengingatkan diri kembali bahwa segala hal yang terjadi pasti mampu kita lewati bersama Tuhan yang memberi kekuatan kepada kita.

Melihat fenomena yang terjadi belakangan ini di negeri ini, membuat suasana hati cemas, bahkan kuatir, bagaimana kelak nasib bangsa ini, terlebih kemarin ketika ditetapkan Gubernur dan Wakil Gubernur di DKI Jakarta. Serasa tidak percaya, namun dikuatkan melalui ayat renungan ini. Tenang saja, jika Tuhan menyertai pasti Tuhan akan melindungi, apapun kelak yang akan terjadi. Meskipun marak-maraknya radikalisme saat ini, tetapi jika Tuhan bersama dengan kita, Tuhan akan selalu menjaga bahkan memelihara kita, Tak usah takut, tak usah gentar, bersama Tuhan kita dikuatkan.



Semangatlah diriku, semangatlah kita semua bangsa Indonesia, satukan hati kita dan tenangkan pikiran kita.



Salam dariku di Kota Cantik Palangka Raya :)