Senin, 31 Desember 2012

REFLEKSI AKHIR TAHUN 2012





Ini kali keduanya saya akan mengakhiri akhir tahun tidak bersama keluarga dengan lengkap. Walaupun tahun lalu saya hanya bersama ibu saya ketika mengakhiri akhir tahun 2011. Hal ini dikarenakan posisi saya yang saat ini berada jauh dari keluarga saya. 

Berada jauh dari keluarga merupakan hal yang kurang saya inginkan. Namun, untuk mengalami perkembangan diri maka berpisah jarak dengan keluarga pun harus saya lewati selama tahun 2012 ini. 

Mengakhiri tahun 2011 dan memulai tahun 2012, saya mulai dengan berpisah jarak dengan keluarga, di mana tepat setahun yang lalu, saya sedang berjuang untuk menyelesaikan skripsi. Di mana saya melakukannya dengan menempuh penelitian di lapangan guna mendapatkan data hasil pengamatan dan wawancara di beberapa tempat di Sumatera Utara ini.

Dalam mengakhiri tahun 2011 dan memulai tahun 2012 ini, saya masih merasakan bahwa suasana Natal dan Tahun Baru begitu menyejukkan hati, karena suasana yang saya dapatkan tidak jauh berbeda dengan di tempat kelahiran saya, Jakarta, yaitu suasana Natal dan Tahun Baru yang ramai dengan hiruk pikuk dan meriah.

Namun, di tahun 2012 ini terasa ada yang berbeda. Perayaan Natal dan Tahun Baru yang telah saya jalani beberapa kali di tempat ini, khususnya di daerah Medan, justru membuat saya semakin 'melow'. Melow karena suasana yang didapatkan begitu sepi, sunyi, dan seperti tidak ada gairah untuk melewati Natal tersebut. Melow karena tidak ada keluarga ‘terdekat’ yang berada di samping saya. Padahal justru seharusnya pada masa raya ini, beberapa keluarga merayakannya bersama dengan keluarga. Namun, untuk saya tidak. Saya merayakannya seperti ‘sendiri’. 

Wajar saja, menurut perkiraan saya saat ini, ini diakibatkan durasi waktu di mana saya sudah hampir setahun berpisah jarak dengan keluarga saya. Apalagi ini tahun ke dua di mana saya tidak merayakan Natal dan Tahun Baru. Sehingga kerinduan yang amat mendalam untuk bertemu keluarga namun tidak bisa terlaksana terus ‘menggerogoti’ diri saya secara berlebihan.

Pernah, ketika saking rindunya saya dengan keluarga saya. Saya sering menangis sendiri di kamar. Saya galau. Galau karena rindu terhadap keseharian yang selama ini saya jalani bersama keluarga saya. Mungkin ini sesuatu yang cengeng, namun inilah yang saya rasakan. Walaupun selama kuliah saya juga sering berpisah tempat karena saya ngekost, tapi saya masih bisa bertemu keluarga saya setiap saat. Kini, kondisinya berbeda. Karena jarak yang jauh akhirnya saya menjadi lemah. Lemah berpisah jarak dengan keluarga. Namun, disatu sisi juga saya justru dikuatkan dalam posisi yang berpisah jarak ini.

Tepat sembilan bulan lamanya saya terpisah dengan keluarga saya. Walaupun disatu sisi saya merasa lemah, namun melalui proses ini saya bersyukur karena saya masih bisa merasakan perkembangan untuk diri saya. Di mana saya dibentuk untuk menjadi pribadi yang mandiri, tangguh, kuat dan terus bersemangat serta berdaya juang gigih dalam meraih setiap impian yang ingin saya raih. Kesedihan, dukacita rasa galau yang menggerogoti diri saya pun dapat saya kikis perlahan-lahan. Hal ini dapat saya lakukan berkat doa dan dukungan keluarga saya yang senantiasa mendoakan saya agar saya dapat tetap kuat. Walaupun mereka tidak bersama dengan saya, tapi doa yang mereka panjatkan setiap hari untuk saya merupakan obat penghibur lara untuk diri saya selama tahun 2012 ini.

Tahun 2012 pun akan segera berakhir. Dan saya masih tetap berpisah jarak dengan keluarga saya. Namun, perpisahan ini bukanlah perpisahan selamanya. Ini hanya sementara, karena saya yakin bahwa rancangan-Nya indah pada waktu-Nya. Ia senantiasa memerhatikan setiap jeritan dan upaya setiap orang yang mau dan berupaya berseru pada-Nya. Dan dalam mengakhiri tahun 2012 ini, saya bersyukur karena Tuhan senantiasa menjaga saya dan keluarga saya di mana pun kami berada. Saya bersyukur karena saya dapat melewati tahun 2012 ini dengan penyertaan Tuhan yang senantiasa menyertai saya dengan baik dalam proses kehidupan yang telah terjadi.

Kini, saya siap mengakhiri tahun 2012 dengan pengharapan yang penuh bahwa Tuhan senantiasa menyertai saya bersama keluarga saya dalam memulai tahun 2013 kelak walaupun kami berpisah jarak. Saya siap kembali dibentuk dan diproses dalam memulai tahun 2013. Dan tentunya dalam meraih impian pada tahun 2013 nanti. Apapun yang akan terjadi kelak, semua itu kuserahkan hanya kepada Dia, Sang Penentu dan Pemilik Kehidupan Ini.

Selamat Natal, Selamat mengakhiri tahun 2012 dan Selamat memulai dan menjalani tahun 2013.

Tuhan senantiasa menyertai kita!


Sabtu, 08 Desember 2012

Medan, 09 November 2012



Ini adalah hari pertamaku menjalani hidup merantau di kota medan. Medan, suatu tempat yang bisa dikategorikan kota tapi buatku biasa saja. Belum ada yang spesial yang dapat kurasakan hingga saat ini, namun dapat kunikmati. Kunikmati kembali suasana di tanah kelahiranku, Jakarta. Sebab iklim di tempat ini hampir bahkan melebihi panasnya kota kelahiranku.  Hari ini aku merasakan kembali hawa sauna yang hampir tiga bulan tidak kurasakan selama di Siantar.



Aku pun kembali berkeringat seperti di Jakarta dulu. Senang, karena kembali bisa menikmati hal itu. Kini, di awal hari ini dalam tempat yang baru, suasana yang baru berserta adaptasi yang baru kini aku kembali berjuang di tempat ini. Di kota Medan, kota tempatku berjuang kembali! Berjuang kembali dalam meraih segala angan dan impianku.




Kini, aku siap kembali Engkau bentuk Tuhan, kiranya diriku terus menerus mengalami perkembangan dalam setiap proses ini. Walau masih tetap jauh dari keluarga, namun ku yakin selalu, mereka selalu menopangku dalam setiap doa-doa mereka. Terkadang, sedih hati, lirih diri ini karena sendiri merantau di tempat ini. Namun, aku selalu bersyukur, karena aku bisa merasakan ini. Bisa kembali merasakan tempaan tangan Tuhan dalam kehidupan ini. Temani , jagai dan lindungi senantiasa diriku Tuhan, agar aku selalu merasakan keramaian di dalam diri ini. Sebab ku yakin Engkau senantiasa bersamaku!