Sabtu, 06 Februari 2021

"Menjadi Pendamai"



Ketika saya mendapatkan ayat alkitab saat menerima peneguhan sidi, yang diambil dari Matius 5 : 9 dikatakan:

"Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah."


Hatiku tertegun, apalah maksud firman Tuhan ini untuk kutekuni di dalam hidupku ini.


14 November 2004, aku mendapatkan ayat sidi tersebut, dan kini di masa kumemasuki usia ke 33 tahun, 17 tahun lamanya kuingat selalu firman itu dan kini bisa kupahami dengan jelas apakah memang benar aku sudah menjadi pembawa damai di tengah-tengah kehidupanku ini.


Terkadang ketika ada suatu hal yang bertentangan dengan pemahamanku, ingin selalu kutentang atau berbeda pendapat akan hal itu sampai kutuntaskan.


Namun, itu akhirnya jarang kulakukan, karena aku mengingat ayat sidiku itu.

Jika memang benar bahwa aku ini adalah anak Allah maka jadilah pendamai untuk orang-orang disekitarku. Meskipun mengalah menjadi jawabannya, bukan berarti itu membuat kita kalah.


Terkadang memang kecewa jika kita terus mengalah agar pertengkaran tidak terjadi. Ingin melawan atau membalasnya jika disakiti. Bahkan ketika datang persoalan ingin sekali menuntaskan setuntas tuntas meski dengan amarah dilakukan.


Namun, untuk menjadi seorang pendamai, maka hal-hal tersebut tidak bisa kita lakukan. Sebaliknya yang kita lakukan adalah :

  • Berdamai dengan kekecewaan.
  • Berdamai dengan persoalan.
  • Berdamai dengan orang-orang yang menyakiti kita.
  • Selalu belajar untuk selalu mengampuni.
  • Selalu belajar untuk mengasihi.


Jika itu sudah kita lakukan maka damai di hati ini akan terisi penuh dengan hikmat Allah dan kita mampu menjadi anak-anak Allah.


Maka, jadilah pembawa damai. Tidak ada yang sia-sia jika firman Tuhan yang mejadi motivasi dalam hidup kita itu kita lakukan dengan sepenuh hati. Mungkin bukan dengan cara instan akan kita dapatkan hasilnya. Tapi percayalah, akan ada hasil untuk setiap orang yang benar-benar dengan tekun untuk menghidupi dan melakukan firmanNya.

Selamat menjadi pembawa damai !













Jumat, 05 Februari 2021

Tetap Bergembira di dalam Tuhan (Refleksi Diri di ULTAH ke 33 Tahun)


33 tahun yang lalu, tepat di hari yang sama dan tanggal yang sama. Tuhan mengijinkanku untuk hadir di dunia ini. Tak pernah terbayang olehku bahwa akhirnya aku bisa menapaki usia yang ke 33 Tahun ini.

Begitu besar anugerah yang Engkau berikan kepadaku Tuhan dalam setiap dentuman napas ini, sehingga Engkau masih mengijinkanku untuk bisa menikmati hidup di usia yang baru ini. Oleh karena itu, aku patut mengucap syukur akan hal itu.

Mesti kadang getar getir gelombang kehidupan menghampiriku. Namun itu bukan menjadi alasan bagiku untuk tidak bersyukur dan tidak bergembira selalu.

FirmanMu mengatakan: "Hati yang gembira adalah Obat." Oleh karena itu aku akan selalu bergembira di dalammu Tuhan. Karena itu adalah obat yang manjur, ketika kegetiran datang menghampiri hidupku.

Terimakasih Tuhan. Terimakasih untuk orangtua yang sudah melahirkanku, menjagaku, merawatku, membesarkanku, mendidikku dan membimbingku hingga aku sampai di usia ini. Begitu juga dengan orang-orang yang masih mengasihiku hingga saat ini. Aku bersyukur dan bersukacita selalu.





Kota Cantik Palangka Raya, 05 Februari 2021

Refleksi di Ulang Tahun Kelahiran yang ke 33 Tahun.