REFLEKSI AKHIR TAHUN 2012
Ini kali keduanya saya akan mengakhiri akhir tahun
tidak bersama keluarga dengan lengkap. Walaupun tahun lalu saya hanya
bersama ibu saya ketika mengakhiri akhir tahun 2011. Hal ini dikarenakan posisi
saya yang saat ini berada jauh dari keluarga saya.
Berada jauh dari keluarga merupakan hal yang kurang saya inginkan. Namun, untuk mengalami perkembangan diri maka berpisah jarak
dengan keluarga pun harus saya lewati selama tahun 2012 ini.
Mengakhiri tahun 2011 dan memulai tahun 2012, saya
mulai dengan berpisah jarak dengan keluarga, di mana tepat setahun yang lalu,
saya sedang berjuang untuk menyelesaikan skripsi. Di mana saya melakukannya
dengan menempuh penelitian di lapangan guna mendapatkan data hasil pengamatan
dan wawancara di beberapa tempat di Sumatera Utara ini.
Dalam mengakhiri tahun 2011 dan memulai tahun 2012 ini,
saya masih merasakan bahwa suasana Natal dan Tahun Baru begitu menyejukkan
hati, karena suasana yang saya dapatkan tidak jauh berbeda dengan di tempat
kelahiran saya, Jakarta, yaitu suasana Natal dan Tahun Baru yang ramai dengan
hiruk pikuk dan meriah.
Namun, di tahun 2012 ini terasa ada yang berbeda.
Perayaan Natal dan Tahun Baru yang telah saya jalani beberapa kali di tempat
ini, khususnya di daerah Medan, justru membuat saya semakin 'melow'. Melow karena
suasana yang didapatkan begitu sepi, sunyi, dan seperti tidak ada gairah untuk
melewati Natal tersebut. Melow karena tidak ada keluarga ‘terdekat’ yang berada
di samping saya. Padahal justru seharusnya pada masa raya ini, beberapa
keluarga merayakannya bersama dengan keluarga. Namun, untuk saya tidak. Saya
merayakannya seperti ‘sendiri’.
Wajar saja, menurut perkiraan saya saat ini, ini
diakibatkan durasi waktu di mana saya sudah hampir setahun berpisah jarak
dengan keluarga saya. Apalagi ini tahun ke dua di mana saya tidak merayakan
Natal dan Tahun Baru. Sehingga kerinduan yang amat mendalam untuk bertemu
keluarga namun tidak bisa terlaksana terus ‘menggerogoti’ diri saya secara
berlebihan.
Pernah, ketika saking rindunya saya dengan keluarga
saya. Saya sering menangis sendiri di kamar. Saya galau. Galau karena rindu
terhadap keseharian yang selama ini saya jalani bersama keluarga saya. Mungkin
ini sesuatu yang cengeng, namun inilah yang saya rasakan. Walaupun selama
kuliah saya juga sering berpisah tempat karena saya ngekost, tapi saya masih
bisa bertemu keluarga saya setiap saat. Kini, kondisinya berbeda. Karena jarak
yang jauh akhirnya saya menjadi lemah. Lemah berpisah jarak dengan keluarga. Namun,
disatu sisi juga saya justru dikuatkan dalam posisi yang berpisah jarak ini.
Tepat sembilan bulan lamanya saya terpisah dengan
keluarga saya. Walaupun disatu sisi saya merasa lemah, namun melalui proses ini
saya bersyukur karena saya masih bisa merasakan perkembangan untuk diri saya.
Di mana saya dibentuk untuk menjadi pribadi yang mandiri, tangguh, kuat dan
terus bersemangat serta berdaya juang gigih dalam meraih setiap impian yang
ingin saya raih. Kesedihan, dukacita rasa galau yang menggerogoti diri saya pun
dapat saya kikis perlahan-lahan. Hal ini dapat saya lakukan berkat doa dan
dukungan keluarga saya yang senantiasa mendoakan saya agar saya dapat tetap
kuat. Walaupun mereka tidak bersama dengan saya, tapi doa yang mereka panjatkan
setiap hari untuk saya merupakan obat penghibur lara untuk diri saya selama
tahun 2012 ini.
Tahun 2012 pun akan segera berakhir. Dan saya masih
tetap berpisah jarak dengan keluarga saya. Namun, perpisahan ini bukanlah
perpisahan selamanya. Ini hanya sementara, karena saya yakin bahwa
rancangan-Nya indah pada waktu-Nya. Ia senantiasa memerhatikan setiap jeritan
dan upaya setiap orang yang mau dan berupaya berseru pada-Nya. Dan dalam
mengakhiri tahun 2012 ini, saya bersyukur karena Tuhan senantiasa menjaga saya
dan keluarga saya di mana pun kami berada. Saya bersyukur karena saya dapat
melewati tahun 2012 ini dengan penyertaan Tuhan yang senantiasa menyertai saya
dengan baik dalam proses kehidupan yang telah terjadi.
Kini, saya siap mengakhiri tahun 2012 dengan
pengharapan yang penuh bahwa Tuhan senantiasa menyertai saya bersama keluarga
saya dalam memulai tahun 2013 kelak walaupun kami berpisah jarak. Saya siap
kembali dibentuk dan diproses dalam memulai tahun 2013. Dan tentunya dalam
meraih impian pada tahun 2013 nanti. Apapun yang akan terjadi kelak, semua itu
kuserahkan hanya kepada Dia, Sang Penentu dan Pemilik Kehidupan Ini.
Selamat Natal, Selamat mengakhiri tahun 2012 dan
Selamat memulai dan menjalani tahun 2013.
Tuhan senantiasa menyertai kita!