Selasa, 19 Juli 2011

"Jangan Melihat Ke Belakang"

Niccolo Paganini, seorang pemain biola yang terkenal di abad
19, memainkan konser untuk para pemujanya yang memenuhi
ruangan. Dia bermain biola dengan diiringi orkestra penuh.

Tiba-tiba salah satu senar biolanya putus. Keringat dingin
mulai membasahi dahinya tapi dia meneruskan memainkan lagunya.
Kejadian yang sangat mengejutkan senar biolanya yang lain pun
putus satu persatu hanya meninggalkan satu senar, tetapi dia
tetap main. Ketika para penonton melihat dia hanya memiliki
satu senar dan tetap bermain, mereka berdiri dan berteriak,
"Hebat, hebat."

Setelah tepuk tangan riuh memujanya, Paganini menyuruh mereka
untuk duduk. Mereka menyadari tidak mungkin dia dapat bermain
dengan satu senar. Paganini memberi hormat pada para penonton
dan memberi isyarat pada dirigen orkestra untuk meneruskan
bagian akhir dari lagunya itu.

Dengan mata berbinar dia berteriak, "Peganini dengan satu senar"
Dia menaruh biolanya di dagunya dan memulai memainkan bagian
akhir dari lagunya tersebut dengan indahnya. Penonton sangat
terkejut dan kagum pada kejadian ini.





Renungan :



Hidup kita dipenuhi oleh persoalan, kekuatiran, kekecewaan dan
semua hal yang tidak baik. Secara jujur, kita seringkali
mencurahkan terlalu banyak waktu mengkonsentrasikan pada senar
kita yang putus dan segala sesuatu yang kita tidak dapat ubah.

Apakah anda masih memikirkan senar-senar Anda yang putus dalam
hidup Anda? Apakah senar terakhir nadanya tidak indah lagi?
Jika demikian, janganlah melihat ke belakang, majulah terus,
mainkan senar satu-satunya itu. Mainkanlah itu dengan indahnya.